Open Class Dihapus, ECU Seragam dan Ban Michelin, Bakal Menarik di 2016

1
Open-Class-Bubar-MotoGP-2016
Salah satu regulasi baru di MotoGP 2016 adalah penghapusan kelas Open Class. Foto: Aspar Racing

Jakarta (naikmotor) – Setelah membahas fakta menarik pertama di MotoGP 2016 yaitu Valentino Rossi VS Marquez dan Valentino Rossi VS Jorge Lorenzo, kami akan mengulas tentang fakta menarik berikutnya. Yaitu penghapusan kategori Open Class, lalu penyeragaman ECU dan penggunaan ban Michelin.

Kita mulai dengan kategori Open Class yang tak lagi digunakan. Asumsi awal kategori ini disodorkan oleh regulator, adalah untuk membuat tim privatir bisa tetap berkompetisi di ajang MotoGP. Kelas ini menjadi pengganti kategori CRT yang pernah sebelumnya diluncurkan sebagai solusi tim privatir untuk berlaga di MotoGP. Kelas CRT ini menawarkan mesin 1000 cc non prototipe, menggunakan rangka prototipe.

Sementara motor yang digunakan di kategori Open Class adalah motor khusus yang diciptakan oleh manufaktur Honda, Ducati dan Yamaha tentunya dengan harga yang khusus. Namun ternyata hanya Honda yang memilih untuk membuat motor ini. Sementara Yamaha dan Ducati menggunakan motor pabrikan yang mengalami spec down dan dua tahun lebih tua.

Tapi mulai tahun ini, regulasi Open Class bakal dihilangkan, dan tim privatir bisa menggunakan motor dengan spesifikasi tim satelit. Namun semakin banyaknya tim privatir yang dimiliki sebuah manufaktur, maka perbedaan spesifikasi motor dengan tim utama juga bakal semakin besar. Namun mereka bakal cukup terbantu dengan penyamaan perangkat lunak dan keras sistem elektroniknya.

Artinya dengan begini, biaya bisa ditekan, karena juga menjadi bagian dari program manufaktur. Sehingga tim privatir hanya membeli sistem mekanis di motor seperti mesin dan rangka.

Kemudian fakta menarik lainnya adalah ban Michelin yang kabarnya menawarkan karakter yang berbeda. Ban depan yang punya karakter dinding ban yang lebih lembut, dinilai susah untuk diprediksi. Pembalap yang sebelumnya sangat mengandalkan performa ban depan, harus lebih konsen ke maksimalisasi peforma ban belakang. Lantaran meski ada perbaikan yang dilakukan, tetap saja bakal sulit menyamai kesempurnaan grip ban depan yang ditawarkan Bridgestone.

Ada yang memprediksi bahwa pembalap yang sangat bergantung pada grip ban depan, maka bisa diprediksi bakal mengalami kesulitan. Begitu juga motor yang sebelumnya kuat di zona pengereman, bisa kehilangan performa terbaik di zona deselerasi. Namun pembuktian baru bisa dilihat pada sesi tes pra musim MotoGP 2016 di Sepang di awal Februari 2016 mendatang. Kita tunggu saja. (Spy/NM)

1 COMMENT

LEAVE A REPLY