Group Riding: Jaga Jarak Aman dan Sopan

0

Group-Riding
Jakarta (naikmotor) Group riding harus menjadi standar bagi kelompok atau klub motor yang kerapkali melakukan touring berombongan. Bagaimana idealnya group riding tersebut?

Touring telah menjadi kegiatan rutin yang dilakukan komunitas atau klub motor di saat akhir pekan. Berkendara secara berombongan tentu memiliki risiko baik bagi anggotanya maupun pemakai jalan lain, karena itu dibutuhkan sistem yang bisa menjamin kelancaran, keselamatan dan kenyamanan.

Idealnya setiap kelompok yang gemar touring mutlak memiliki standar berkendara berombongan atau istilah kerennya group riding.Standar ini biasanya dimiliki kelompok besar utamanya klub moge dengan alasan bobot dan kapasitas mesin yang membutuhkan keterampilan khusus. Namun, kini standar tersebut sudah banyak diaplikasikan oleh klub-klub motor lainnya, mulai perkumpulan vespa dan bebek.

Bagaimana idealnya group riding tersebut? Menurut Jusri Pulubuhu, kepala instruktur safety riding dari JDDC, satu rombongan maksimal beranggotakan 25 orang.” Itu sudah paling maksimal, nah group riding tersebut biasanya terdiri dari 1 Road Captain, 3 Officer dan 1 Sweeper. Masing-masing memiliki tugas khusus memberikan rasa aman, nyaman dan kelancaran bagi anggota maupun pemakai jalan lain,” tukas Jusri.

Road Captain biasanya adalah orang yang dituakan, memiliki jiwa kepemimpinan, cakap berkomunikasi, skill di atas rata-rata dan jam terbang tinggi dalam hal berkendara.Sementara Officer terdiri dari tiga orang yakni Blocker yang berhubungan dengan pemakai jalan lain, Control untuk menjaga irama dan speed rombongan serta Safety Officer dalam memastikan rombongan aman. Sedangkan Sweeper berada di posisi paling belakang menjaga anggota apabila terjadi insiden atau mogok.

Formasi untuk group riding adalah zig-zag artinya tidak berjalan lurus beriringan dengan di depan untuk mendapatkan visibilitas dan konsentrasi lebih luas. “Kalau jarak antarrider memang tidak ada patokan khusus, namun bisa diukur dengan kecepatan reaksi selama dua detik atau dua ketukan berkendara.Ini memang perlu latihan atau jam terbang untuk mendapatkan jarak aman ideal tersebut,” tambah Jusri.

Bila sudah dalam ikut dalam rombongan, berarti semuanya harus mengetahui dan patuh pada aturan dalam group riding,mulai hand signal (kode-kode tangan) serta perilaku berkendara yang memperhatikan diri sendiri dan orang lain.”Biker yang masih pemula, orang tua, wanita atau yang membawa boncengan ikut di barisan depan, sementara para officer terpilih harus bertul-betul biker pilihan, baik dari skill maupun attitude-nya. Apalagi Sweeper harus dipilih yang sabar dan mengerti betul rute perjalanan,” jelas Jusri lagi.

Para petugas group riding tersebut memiliki tanggung jawab besar terhadap perjalanan rombongan, karena itu harus tahu tempat-tempat untuk check point, seperti pom bensin, rumah makan, tempat ibadah, telepon rumah sakit, kepolisian dan daftar telepon penting lainnya.Oiya, mereka juga harus dibedakan dengan memiliki vest yang warnanya menyolok.

Intinya, berkendara dalam jumlah banyak itu menjaga jarak aman serta sopan pada pemakai jalan lain, karena seringkali mengundang antipasti dari pengguna lain serta masyarakat lainnya. Bila akan menutup lajur misalnya,Officer harus memberikan salam, senyuman atau kode yang meminta secara baik-baik dan diakhiri kode terima kasih.
Ride safe! (Arif Syahbani/nm)

Group-Riding_2

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here