Kondisi ini berbanding terbalik dengan performa Marc Marquez yang langsung menyatu dengan GP25 meski baru bergabung. Sementara Alex Marquez dan Fermin Aldeguer yang menunggangi GP24 justru tampil konsisten.
“Masalahnya adalah Marc memiliki firasat yang fantastis,” ujar Bagnaia. “Dia berasal dari GP23, yang cepat tetapi memiliki beberapa keterbatasan. Dia sekarang memiliki sepeda motor yang lebih baik untuknya. Dia tidak pernah mengendarai GP24 dan tidak mengetahuinya. Hanya dia yang mengalami kemajuan ini, bagi saya, motor yang sekarang ini (GP25) bukanlah sebuah kemajuan, karena saya sudah tidak mempunyai kepekaan lagi terhadap ban depan,”
“Selain itu, jika Marc bisa mengendarai traktor, dia pasti akan kompetitif. Kalau saya berbeda, saya butuh feel tertentu terhadap motor, terutama ban depan. Ketika saya melihat data Alex Marquez dan Fermin, mereka melakukan hal yang persis sama seperti yang saya lakukan tahun lalu. Saya mengamati semua data dengan saksama dan mencoba mereproduksi hal-hal dari tahun lalu,” tutupnya.
Komentar ini menjadi semacam tamparan internal bagi Ducati yang musim ini sebenarnya sangat dominan di tangan Marc Marquez.
Namun performa yang tidak merata di antara pembalap mereka kini menjadi tantangan tersendiri bagi pabrikan asal Italia itu dalam mempertahankan konsistensi dan harmoni antar pembalap. (Yuka/Contrib/NM)