Penggunaan turbo elektrik kini mulai dilirik banyak pabrikan motor karena alasan utama: regulasi emisi yang makin ketat.
Dengan turbo, mesin bisa menghasilkan tenaga lebih besar tanpa menambah emisi. Sistem ini bekerja dengan memampatkan udara ke ruang bakar agar pembakaran lebih efisien.
Berbeda dengan turbo konvensional seperti milik Kawasaki Ninja H2, E-Turbo menggunakan motor listrik untuk memutar turbin, bukan tenaga dari gas buang.
Hal ini mengatasi kendala ruang sempit pada motor dan menghindari masalah panas berlebih yang biasa terjadi di turbo biasa, yang suhunya bisa mencapai 1.000 derajat Celsius.
Salah satu kelemahan utama turbo konvensional adalah “turbo lag”, adanya jeda waktu sebelum turbo mulai bekerja optimal karena menunggu tekanan gas buang cukup besar.
E-Turbo menghilangkan jeda ini karena bisa langsung aktif menggunakan tenaga listrik, bahkan pada putaran mesin rendah.