Pembalap penguji HRC, Takaaki Nakagami, memberi analisis mengapa hal ini terjadi ke Chantra.
“Chantra memang cepat, tetapi di beberapa area ia masih membalap dengan gaya Moto2. Terutama di tikungan tajam dengan perubahan arah, catatan waktunya kurang tepat. Ia masuk terlalu awal dan melewatkan pintu keluar. Ia memang cepat, tetapi ada banyak hal kecil yang bisa ia lakukan untuk meningkatkan catatan waktu putarannya.” ujarnya.
Di hampir semua sesi, Chantra berada di posisi terbawah, tertinggal sekitar satu detik di Q1 dari pembalap terdekat. Persaingan di MotoGP kini sangat ketat, dan motor Honda RC213V juga bukan yang terkuat di grid.
Rumor di paddock menyebutkan bahwa kursi Chantra di musim 2026 tidak aman, meskipun kontraknya masih berlaku. Namun, minimnya pembalap Asia yang siap naik ke MotoGP seperti Ayumu Sasaki yang kini di posisi ke-23 Moto2 atau Mario Aji, bisa membuatnya bertahan.
Satu hal yang pasti, kondisi sekarang tidak menguntungkan siapa pun: tidak bagi sponsor, tidak bagi Honda, dan tidak bagi Somkiat Chantra sendiri. Paruh kedua musim akan menjadi penentu, apakah ia bisa membalikkan keadaan atau tidak. (Yuka/NM)
