Hasilnya, respons mesin terasa instan, baik di putaran rendah maupun tinggi, tanpa jeda sama sekali. Desainnya juga memungkinkan bobot komponen terkonsentrasi di bagian tengah motor untuk meningkatkan keseimbangan, sekaligus menghilangkan kebutuhan intercooler besar.
Mesin V3 Honda ini menggunakan konfigurasi berpendingin cairan dengan sudut kemiringan 75 derajat, memadukan kekompakan dan kelancaran.
Honda bahkan mengisyaratkan rencana menghadirkan varian kapasitas mesin yang lebih besar di masa depan, membuka peluang lahirnya lini motor sport, adventure, hingga touring premium yang ditenagai platform V3 supercharged ini.
Dari detail teaser, prototipe yang diuji terlihat seperti sportbike tanpa lampu depan, mirip motor uji lintasan balap Honda. Hal ini memicu spekulasi bahwa versi konsepnya akan dipamerkan akhir tahun ini. Jika benar, para penggemar kecepatan akan punya alasan khusus untuk menandai kalender mereka.
Meski supercharger bukan teknologi baru contohnya Kawasaki Ninja H2, Honda menjadi produsen besar pertama yang menguji supercharger elektrik pada motor komersial. Dengan reputasi serta pengalaman teknis mereka, teknologi ini berpotensi menjadi game changer di industri roda dua. (Yuka/NM)