Inspirasi desain GDD banyak datang dari dunia motorsport klasik. Jovic dan timnya kerap mengadaptasi livery Porsche tua, Camel Dakar, hingga Rothmans yang melegenda. Namun, mereka juga terbuka terhadap referensi unik dari customer.
“Ada yang minta desain terinspirasi Shinkansen Jepang, bahkan karakter Gojo Satoru dari Jujutsu Kaisen. Justru semakin banyak referensi dari customer, semakin bagus, karena arah desainnya jadi lebih jelas,” jelasnya.
Proyek pertama yang membuat nama GDD mulai dikenal adalah livery Taisan, adaptasi desain Skyline R32 era 90-an yang diaplikasikan pada Vespa. Proyek itu mendapat respons positif di Instagram dan membuka jalan untuk karya-karya berikutnya, seperti Tajima dan Alexandria.
Banyak pengunjung IMOS 2025 yang awalnya mengira GDD menggunakan stiker. Padahal semua hasil karya mereka menggunakan cat asli.
“Begitu tahu ini cat, orang langsung tertarik. Karena berbeda dengan stiker yang bisa mengelupas, desain cat bisa bertahan lama, bahkan jadi konsep yang lebih eternal,” kata Jovic.