“Pabrik kami bukan untuk membuat motor murah. Pabrik kami harus berada di sana karena kalau tidak kami harus menambahkan banyak pajak. Itulah satu-satunya cara untuk menjual Ducati di wilayah itu.” jelasnya.
Meski beberapa rival berlomba menekan harga untuk meraih volume penjualan besar, Ducati tetap teguh pada prinsipnya.
“Kami tidak mempermasalahkan angka. Bagi kami, menjual banyak sepeda tidaklah penting. Sejujurnya, kami juga tidak bisa melakukannya karena perusahaan kami cukup kecil. Kapasitas pabrik hanya sedikit lebih besar dari yang kami miliki sekarang.” tutupnya.
Dengan pendekatan ini, Ducati menegaskan posisinya sebagai merek premium yang mengutamakan gaya, performa, dan warisan Italia, bukan sekadar mengejar angka penjualan massal. (Yuka/NM)