Namun, Rivola menyadari bahwa hasil di dua sirkuit tersebut belum cukup untuk menyimpulkan Aprilia sebagai motor terbaik.
“Di trek cepat, Anda bahkan bisa menganggapnya sebagai tolok ukur. Di trek stop-and-go, kami belum menjadi tolok ukur, tetapi kami tidak terlalu jauh seperti dulu. Jadi, intinya adalah motor ini jelas telah meningkat secara signifikan dan itu berkat Fabiano (Sterlacchini) dan orang-orang di Noale,” jelas Massimo Rivola dikutip dari Speedweek.
Rivola menegaskan bahwa Sepang akan menjadi ujian sejati bagi Aprilia. Trek sepanjang 5,5 km itu memiliki kombinasi sektor cepat, tikungan panjang, dan zona pengereman keras yang menuntut keseimbangan sempurna antara tenaga mesin, aerodinamika, dan traksi.

“Saya sangat antusias melihat performa motor kami di Sepang. Trek ini memiliki segalanya. Performa kami di sana belum pernah sebaik ini sebelumnya. Jadi, jika performa kami bagus di Sepang, itu artinya kami sudah benar-benar berkembang,” ujarnya penuh keyakinan.
Meski begitu, Rivola tetap berhati-hati menilai hasil dua seri terakhir. “Saya tidak bisa mengklaim kami super cepat hanya karena kami menjalani dua akhir pekan balapan yang bagus. Fermin (Aldeguer) menang di Indonesia, bukan Raul (Fernandez),” ungkapnya.