
Kelompok perdagangan produsen motor asing yang dipimpin Honda juga telah mengirimkan surat resmi kepada pemerintah Vietnam pada Juli lalu. Mereka memperingatkan potensi “gangguan produksi dan risiko kebangkrutan” pada lebih dari 2.000 dealer dan sekitar 200 pemasok komponen di seluruh negeri.
Produsen meminta masa transisi minimal dua hingga tiga tahun agar dapat menyesuaikan jalur produksi dan memperluas jaringan pengisian daya untuk motor listrik.
Sejauh ini, otoritas Vietnam belum menanggapi permintaan tersebut. Pemerintah menegaskan larangan ini penting untuk mengurangi polusi udara, sementara Kota Ho Chi Minh juga dikabarkan sedang menyiapkan rencana pembatasan serupa. Perdana Menteri Chinh menyatakan bahwa pengurangan emisi merupakan tanggung jawab global dan perlu disertai peta jalan yang optimal bagi semua pihak.
Honda, yang menguasai lebih dari 80% pasar motor di Vietnam dengan penjualan 2,6 juta unit tahun lalu, menjadi pihak yang paling terdampak. Perusahaan asal Jepang ini memiliki empat pabrik di Vietnam dan menjadi pemain dominan hingga nama “Honda” di negara itu identik dengan kata “sepeda motor.”
Hampir semua produk Honda di sana masih menggunakan bahan bakar bensin, meskipun kini mulai memasarkan model listrik seperti CUV e: dan ICON e:.




