Dengan target ekspor kumulatif mencapai lebih dari 180.000 unit hingga 2027, Suzuki optimistis bahwa Fronx dan Satria dapat memberikan dampak signifikan terhadap devisa negara.
Suzuki menargetkan pengapalan Fronx hingga 30.000 unit dan Satria sebanyak 150.000 unit untuk pasar luar negeri dalam tiga tahun ke depan. Proyeksi ini sekaligus menjadikan keduanya sebagai model strategis, dengan Fronx diperkirakan menyumbang sekitar 30% ekspor mobil Suzuki, sedangkan Satria diprediksi menjadi tulang punggung ekspor sepeda motor hingga 60%.
Kawasan Asia Tenggara menjadi tujuan utama dalam tahap awal ekspor ini. Fronx hadir untuk memenuhi tren SUV yang terus meningkat secara global, sementara Satria menjadi opsi bagi pasar yang menginginkan motor berperforma tinggi.
Upaya ekspor ini juga menunjukkan kekuatan rantai pasok lokal, dengan kandungan komponen dalam negeri mencapai rata-rata 63% untuk Fronx dan 82% untuk Satria. Hal ini menandakan kesiapan industri pemasok nasional dari segi kualitas maupun kapasitas produksi.
Minoru Amano menegaskan kembali komitmen Suzuki terhadap investasi dan perluasan ekspor.
“Setiap unit yang kami kirimkan ke pasar mancanegara adalah representasi kompetensi industri serta kepercayaan terhadap kualitas tenaga kerja Indonesia. Ekspor ini tidak hanya memperluas jejak bisnis global Suzuki, tetapi juga memberikan multiplikasi manfaat ekonomi bagi ekosistem pemasok lokal, sumber daya manusia, hingga perekonomian nasional. Kami akan terus memperkuat sekaligus mengamankan posisi sentral Indonesia di panggung otomotif dunia,” jelasnya.





