Suzuki Indonesia sendiri telah aktif mengekspor kendaraan sejak 1993 dengan model pertama Carry Futura dan RC100. Pada 2025, Suzuki menargetkan ekspor sekitar 40.000 unit mobil dan 30.000 unit sepeda motor dalam bentuk Completely Built Up (CBU) dan Completely Knock Down (CKD).
Sejak awal kiprahnya, Suzuki telah mengapalkan lebih dari 0,8 juta mobil serta 1,5 juta sepeda motor ke lebih dari 100 negara, mencakup Asia, Timur Tengah, Amerika Latin, Oseania, Afrika, hingga Eropa.
Seluruh proses produksi Suzuki didukung fasilitas manufaktur modern yang tersebar di wilayah Bekasi, yakni Plant Cikarang untuk mobil penumpang, Plant Tambun 2 untuk mobil niaga, serta Plant Tambun 1 untuk sepeda motor. Suzuki juga telah berinvestasi lebih dari 22 triliun rupiah untuk mengembangkan fasilitas lengkap mulai dari pressing, welding, painting, assembling hingga final inspection, termasuk produksi mesin, transmisi, dan kursi secara mandiri.
Keberhasilan ini tak lepas dari dukungan lebih dari 800 mitra pemasok, yang sebagian besar merupakan perusahaan lokal dengan dominasi investor domestik hingga 55%, dan 32% di antaranya berasal dari sektor UMKM. Untuk menghasilkan model baru seperti Fronx, Suzuki menambah perangkat manufaktur canggih, menggunakan robot modern, teknologi ADAS, serta 3D scanning untuk memastikan standar kualitas global.
Kinerja Suzuki dalam kepatuhan regulasi juga dibuktikan dengan status Authorized Economic Operator (AEO) dari Direktorat Jenderal Bea Cukai, menegaskan bahwa Suzuki merupakan perusahaan yang patuh dan kooperatif terhadap ketentuan ekspor nasional. (Yuka/NM)




