Kondisi busi yang lemah bisa berbahaya karena dapat membuat motor tersendat tiba-tiba, terutama saat menyalip, melaju di tikungan, atau terjebak macet.
Karena itu, memahami kondisi busi bukan hanya soal performa, tetapi juga keselamatan di jalan. Pemeriksaan ideal dilakukan setiap 4.000 km dan penggantian pada 8.000 – 12.000 km.
“Busi itu komponen kecil, tetapi efeknya sangat besar terhadap performa motor. Ketika mulai muncul gejala seperti mesin susah hidup atau motor terasa kurang bertenaga, itu tanda bahwa busi harus segera diperiksa. Pada kondisi seperti ini, tentu bisa membahayakan pengendara apalagi saat motor digunakan,” ujar Training Analyst PT Wahana Makmur Sejati, Wahyu Budhi.
Dengan mobilitas harian yang tinggi, menjaga kondisi motor sangat penting agar perjalanan tetap aman. PT Wahana Makmur Sejati (WMS) mengingatkan bahwa gejala kecil pada busi sebaiknya tidak diabaikan, karena dapat merembet menjadi kerusakan lebih besar.
Pengendara disarankan segera melakukan pengecekan di bengkel resmi AHASS Jakarta – Tangerang jika motor mulai menunjukkan tanda-tanda tidak normal.




