
Karena itu, Polytron memilih menggunakan teknologi LFP (Lithium Iron Phosphate) yang memiliki stabilitas termal lebih baik dan tidak menghasilkan oksigen saat terjadi kebakaran.
Cell LFP yang digunakan Polytron memiliki ambang thermal runaway pada suhu 250–300°C, jauh lebih tinggi dibandingkan cell NMC yang berada di kisaran 170–220°C. Perbedaan ini memberikan margin keamanan yang lebih besar, terutama saat motor digunakan dalam kondisi panas, kemacetan, atau ketika pengisian daya berlangsung.
Sel baterai tersebut juga telah melalui pengujian nail penetration dan mechanical impact untuk memastikan tidak terbakar atau meledak meski mengalami tusukan atau benturan keras.
Aspek keselamatan baterai FOX Electric juga diperkuat melalui desain battery pack. Polytron menggunakan struktur heatsink berbahan aluminium yang berfungsi sebagai pendingin sekaligus pelindung dari benturan, getaran, dan panas ekstrem.
Battery pack ini telah mengantongi sertifikasi IP67, sehingga tahan terhadap air dan kondisi lingkungan berat. Sistem Battery Management System (BMS) turut disematkan, lengkap dengan sensor temperatur, pemutus arus otomatis saat terjadi overcharge atau over-discharge, serta sistem cell balancing untuk menjaga performa baterai dalam jangka panjang.
Polytron juga menyoroti masih banyak motor listrik di pasaran yang menggunakan baterai rakitan dengan standar keamanan rendah, mulai dari minim perlindungan mekanik, tidak tahan air, hingga tidak memiliki sertifikasi keselamatan. Kondisi ini dinilai berisiko tinggi dan berpotensi memicu kebakaran, terutama saat terjadi benturan atau paparan air.



