
Rumor kepindahan ke Honda pun menguat, terutama setelah manajer Jorge Martin, Albert Valera, secara terbuka menyebut Honda Racing Corporation (HRC) sebagai salah satu opsi saat akhir pekan Grand Prix Belanda.
Meski demikian, pihak HRC berulang kali membantah telah mengajukan tawaran resmi dan menegaskan tidak akan mendekati pembalap yang masih terikat kontrak.
Ketegangan antara Martin dan Aprilia akhirnya mereda setelah adanya ancaman langkah hukum dari Aprilia, serta campur tangan CEO Dorna, Carmelo Ezpeleta. Intervensi tersebut berujung pada komitmen Jorge Martin untuk tetap menjalani tahun kedua kontraknya bersama Aprilia.
Dalam pernyataan publik pertamanya terkait polemik ini di Brno, Martin menegaskan bahwa ia tidak merasa perlu meminta maaf. Ia menyebut keputusan tersebut sebagai upaya terbaik untuk masa depan kariernya, sekaligus mengaitkan kebimbangannya dengan trauma pasca kecelakaan serius di Qatar.
Dokumenter From Heaven to Hell kemudian membuka percakapan awal antara Massimo Rivola dan Albert Valera yang menjadi titik awal konflik. Rivola mengungkap bagaimana ia pertama kali diberi tahu soal minat Honda terhadap Martin.
“Albert Valera, manajernya, datang kepada saya dan berkata, ‘Tahukah Anda, saya pikir kita bisa pergi, dan Honda cukup tertarik padanya, tawarannya sangat bagus’,” kata Rivola.
“Lalu saya berkata, ‘Apakah kamu bercanda?’” jawabnya lagi.



