Memasuki musim hujan, risiko jalan basah dan licin semakin meningkat. Pada kondisi ini, kemampuan ban dalam mencengkeram permukaan jalan atau wet grip menjadi sangat penting. Desain tapak ban dan kedalaman alur yang optimal membantu mengalirkan air, menjaga traksi, serta mengurangi risiko selip saat pengereman maupun bermanuver.
“Pada perjalanan jarak jauh, terutama saat kendaraan membawa muatan lebih dan digunakan lebih lama dari biasanya, kondisi ban menjadi semakin krusial. Wet grip yang optimal membantu pengendara menjaga kendali kendaraan di jalan basah, terlepas dari teknologi kendaraan yang digunakan,” ujar Mochammad Fachrul Rozi, Product Manager Michelin Indonesia.
Sebelum melakukan perjalanan akhir tahun, Michelin Indonesia menyarankan pengendara motor untuk memeriksa kondisi ban secara menyeluruh. Mulai dari tingkat keausan, tekanan angin sesuai rekomendasi pabrikan, hingga memastikan ban cadangan atau ban dalam dalam kondisi layak.
Tekanan angin ban menjadi salah satu faktor penting. Tekanan yang terlalu rendah dapat membuat ban cepat panas dan meningkatkan risiko kerusakan, sementara tekanan yang terlalu tinggi dapat mengurangi kenyamanan serta daya cengkeram. Pemeriksaan tekanan angin sebaiknya dilakukan saat ban dalam kondisi dingin agar hasilnya lebih akurat.
Selain ban, pemeriksaan komponen lain seperti sistem pengereman, oli mesin, lampu, dan kondisi rantai juga perlu dilakukan. Pengendara juga disarankan membawa perlengkapan darurat seperti jas hujan, kotak P3K, serta peralatan dasar untuk keadaan darurat di jalan.




