Konsep ini pernah digunakan Bugatti pada mesin balap U16, serta Suzuki RG500 dan Kawasaki KR pada mesin 2-tak. Kekurangannya adalah bobot dan gesekan tambahan akibat penggunaan dua poros engkol.
MV Agusta kemudian menggabungkan kedua konsep tersebut. Cinque Cilindri menggunakan lima silinder yang tersusun dalam dua baris, tiga silinder di depan dan dua silinder di belakang. Namun, dua silinder belakang tidak sejajar seperti mesin U konvensional, melainkan dipasang dengan konfigurasi VR ke arah baris depan.
Hasilnya adalah satu kepala silinder tunggal dengan ukuran yang hampir sekompak mesin tiga silinder, tetapi memiliki konfigurasi lima silinder yang sangat langka di dunia sepeda motor.
Keunggulan besar dari desain ini terletak pada penggunaan poros engkol kedua. Dengan adanya poros tambahan, MV Agusta tidak perlu menerapkan ketidaksejajaran sumbu ekstrem seperti pada mesin VR biasa.
Sudut antar silinder bisa dibuat mendekati nol derajat, sehingga gaya tekan piston dan gesekan berkurang. Menariknya, pengaturan ketidaksejajaran ini bisa disesuaikan untuk menonjolkan tenaga maksimal atau kehalusan karakter mesin.





