Kebangkitan Tim Pabrikan Membuat WSBK 2017 Lebih Kompetitif

1
WSBK 2017 Lebih Kompetitif
Kompetisi WSBK 2017 diprediksi lebih kompetitif. Foto: MCN

NaikMotor – Dalam beberapa tahun ke belakang, kompetisi World Superbike (WSBK) kesulitan untuk mendapatkan perhatian, karena beberapa alasan dan dinilai kurang bergairah. Namun, menjelang bergulirnya kejuaraan musim tahun ini, optimisme kompetisi WSBK 2017 lebih kompetitif dan menarik muncul dari beberapa aspek.

Meski Tim Kawasaki bersama dua pembalapnya, Jonathan Rea dan Tom Sykes masih mendominasi tahun lalu, hingga akhirnya meraih gelar juara dan runner-up, kebangkitan tim-tim lain terlihat signifikan.

Chaz Davies yang menjadi andalan tim Aruba.it Ducati telah membuktikan diri bisa menjadi penantang serius buat Rea. Di paruh kedua musim 2016, ia berhasil memenangkan tujuh, dari delapan balapan secara beruntun. Sayangnya, inkonsistensi di awal musim membuat pembalap asal Inggris itu tidak bisa menyalip raihan poin Rea di akhir musim.

Di tahun 2017 ini, Davies akan bertandem dengan mantan pembalap MotoGP, Marco Melandri. Juara dunia grand prix 250cc tahun 2002 itu melanjutkan karirnya di pentas balap motor dunia setelah setahun vakum. Duet Davies dan Melandri diprediksi akan menjadi kandidat kuat juara tahun depan, apalagi Melandri juga punya pengalaman di WSBK, dan ia pernah menjadi runner-up bersama Yamaha, enam tahun lalu.

Bukan hanya Ducati yang digadang-gadang akan memiliki kekuatan lebih tahun 2017, tim Pata Yamaha juga punya potensi besar untuk menjadi penantang titel juara dunia. Duet Alex Lowes dan Michael Van der Mark tidak bisa dipandang sebelah mata, apalagi mereka disokong kekuatan Yamaha YZF-R1.

Sementara itu, tim Ten Kate Honda masih mengandalkan pengalaman juara dunia MotoGP 2006, Nicky Hayden dan Stefan Bradl yang mulai tahun ini migrasi ke WSBK. Mereka akan memacu All New Honda CBR1000RR Fireblade SP2 yang mendapatkan peningkatan cukup massif dari edisi sebelumnya.

Peraturan di WSBK yang mematok perubahan modifikasi spesifikasi motor tidak boleh terlalu jauh dari versi standar, membuat pabrikan bisa membagi fokus ke tim utama dan tim satelit.

Selain itu, mulai tahun ini, diterapkan regulasi penetapan baris start di race dua berdasarkan posisi finis di race 1, di mana pembalap yang mendapatkan posisi satu sampai tiga akan start dari grid start ketiga (pemenang start dari posisi sembilan), sedangkan pole position menjadi milik pembalap yang finis keempat. Hal itu dilakukan untuk membuat persaingan lebih kompetitif, menghindari terjadinya dominasi oleh satu atau dua pembalap saja. (Yudistira/nm)

1 COMMENT

LEAVE A REPLY