NaikMotor – Emisi gas karbondioksida (CO2) dari bahan bakar fosil meningkat seiring penggunaannya, meningkatkan pula efek rumah kaca. Untuk menguranginya Bosch hadirkan bahan bakar sintetis penyerap CO2.
BBM sintetis Bosch diharapkan hanya akan mengkondisikan gas CO2 seimbang. Sebab mulai saat diproduksi, BBM sintetis itu menggunakan CO2 dari udara, ketika dibakar dalam mesin dan mengeluarkan CO2 kembali ke udara. Bahan bakar sintetis itu memang ditekankan bukan untuk meningkatkan CO2 di atmosfir.
Proses produksi BBM sintetis itu, memanfaatkan hidrogen dari air dan karbon dari CO2. Hasilnya setara dengan bensin, solar, bahkan BBG. Hebatnya, Oksigen menjadi produk samping lainnya dari proses itu. Saat proses produksi, akan digunakan listrik dari sumber yang terbaharukan, sehingga keseluruhan proses itu termasuk carbon-neutral.
Dalam perhitungan Bosch bahan bakar sintetis jika telah digunakan dalam skala luas, maka pada 2050 telah bisa bisa dicegah sebanyak 2,8 Giga Ton CO2 dilepas ke udara.
Sayangnya, harga BBM sintetis itu masih mahal, karena proses produksinya. Biaya produksinya diperkirakan sampai Rp 18 ribu per liter atau sekitar 2 kali lipat BBM fosil di SPBU. Itupun belum termasuk biaya transport dan pajaknya. (Afid/nm)