Kang JJ, Bersahabat dengan Suku Aborigin Taklukan Australia

0
Ride_for_Peace_RFP_Kang_JJ_Australia_2015_Great-Central-Highway
Salah satu jalur menantang yang dilalui Kang JJ adalah Great Central Road, sebuah ruas terkenal menantang di Australia di mana jalan masih berpemukaan tanah sepanjang hampir 1.200 km. Foto: RPF

Dili (naikmotor) – Bagi Kang JJ, Australia telah memberikan kesan tantangan petualangan penting. Negara satu benua ini menyimpan beragam keunikan alam dan budaya yang tidak bisa dipandang sebelah mata.

Terlebih untuk pengendara kendaraan roda dua seperti dirinya. Tidak kurang dari 11.500 km, di mana tidak sedikit di antara lintasan itu berpemukaan tanah, dilalui dengan penuh risiko.

Jalur penjelajahan RFP di Benua Australia yang dijalani Kang JJ nyaris tiga per empat dari rute reli klasik Mobilgas Around Australia Rally pada 1958 (sekitar 16.500km), sebuah kejuaraan balap ekstrem memutari garis pantai Benua Australia searah putaran jarum jam.

Bedanya, Kang JJ tidak menyusuri pesisir pantai menuju Perth, Australia Barat, dan menjelajahi garis pantai di sepanjang Darwin, Teritorial Utara hingga Birsbane di wilayah Queensland.

Tapi Kang JJ justru mengambil lintasan berisiko besar ke Alice Spring di Australia Utara dari Adelaide, Australia Selatan hingga menembus Leonora, Australia Barat yang tidak menjadi tahapan Australia Rally.

“Bagian tengah dari benua Australia saya anggap sebagai kawasan penting yang perlu dikunjungi Ride for Peace. Alice Spring boleh disebut sebagai titik tengah benua Australia. Di sepanjang perjalanan dari Adelaide ke Alice Spring hingga Leonora saya sempat melalui wilayah-wilayah tidak berpenghuni, atau yang hanya ditempati suku-suku Aborigin. Ini tantangan tersendiri,” ungkap pria yang sejak remaja terbiasa menunggang kuda ini.

Salah satu jalur menantang yang dilalui Kang JJ adalah Great Central Road, sebuah ruas terkenal menantang di Australia di mana jalan masih berpemukaan tanah sepanjang hampir 1.200 km.

Untuk melalap lintasan sepanjang itu Kang JJ mengaku menghabiskan waktu tiga hari, sebuah perjalanan yang termasuk singkat karena dilalui sorang diri dengan sepeda motor.

Seperti diketahui, jalur Great Central Road yang pertama kali dibuka pada 1930 tidak memiliki banyak tempat pemberhentian. Kang JJ bahkan hanya menemukan tiga titik penghentian untuk pengisian bahan bakar. Ironinya, di tempat tersebut tidak tersedia penginapan. Alhasil selama tiga malam dirinya harus bermalam dengan tenda di alam terbuka.

“Saya diingatkan bahwa tidak ada pihak di Australia yang bisa bertanggung jawab terhadap keselamatan saya di sepanjang jalur Great Central Road. Sedikit pun saya tidak menganggap remeh. Saya juga perlu surat izin perjalanan dari pemuka adat Aborigin sebelum memasuki daerah-daerah tertentu untuk keselamatan,” ujar Kang JJ.

Kang JJ menambahkan rintangan terbesar dalam penjelajahan di alam Australia adalah lintasan ekstrem, hewan liar, dan cuaca yang tidak terduga. Di beberapa titik lintasan tanah yang dilalui bahkan bisa menenggelamkan roda-roda sepeda motor.

Sementara hewan liar juga bisa menyeruduk sewaktu-waktu. Bahkan Kang JJ sempat mengalami terpaan hujan butiran es yang sangat menyakitkan ketika menghantam tubuhnya.

Ride-for-Peace_RFP_Kang_JJ_Australia_2015

“Saat siang suhu udara bisa antara 28 sampai 30 derajat selsius, tapi malam tiba-tiba jatuh hingga minus 4 sampai 6 derajat selsius,” tarang pengelana yang sempat mengunjungi makam pahlawan perintis kemerdekaan Indonesia di Cowra, New South Wales ini.

Sebagai catatan, sepanjang penjelajahan di Australia, Kang JJ mengambil rute dari Sydney, Cowra, Canberra, Wollongong, Snowy Mountain, dan melumat lintasan berpasir menuju Bairndale hingga Melbourne. Dari situ, dia melajutkan perjalanan ke Adelaide melalui Great Ocean Highway, sebuah jalan berliku dan curam dengan pemandangan indah.

Setelah menghabiskan beberapa waktu di Adelaide, Kang JJ meneruskan misi RFP menuju Port Augusta, Alice Spring (Stuart Highway/Explorer Highway), lalu menjajak ke Uluru (Ayers Rock), hingga tiba di Leonora setelah tiga malam perjalanan di sepanjang Great Central Road.

Dari Leonora, Kang JJ ditemani Silver Line yang sangat bersahabat dengannya naik ke atas menuju Port Headland di utara bagian Barat Australia. Dengan stamina yang masih bugar dan pengalaman mental yang kuat dirinya menyusuri pantai barat Australia hingga Darwin, melalui Broome, Pine Creek, serta menyempatkan diri turun ke selatan ke daerah Devils Marbel.

Pengendara Sepeda Motor Terjauh Kedua di Dunia

Kang JJ (Jeffrey Polnaja) telah menorehkan prestasi membanggakan sebagai putra Indonesia di mata internasional. Kini dialah manusia penunggang sepeda motor terjauh di dunia yang telah tercatat di daftar Circumnavigation di Wikipedia.org, sebuah catatan tentang orang-orang yang pernah berkeliling dunia sejak Ekspedisi Magellan melintasi samudera Atlantik, Pasifik, dan Hindia (1519-1522).

Sejak akhir RFP pertama pada awal 2006 hingga kelajutan RFP kedua mulai 2010 sampai Juli 2015, penulis buku Wind Rider ini tercatat telah mengunjungi 97 negara, termasuk Australia yang diselesaikan pada Juli 2015. Tidak kurang dari sekitar 420.000 km jarak tempuh telah dicatat dengan dua sepeda motor sama jenis, BMW R 1150 GS.

Penjelajahan itu sekaligus menempatkan Jeffrey Polnaja sebagai pengendara sepeda motor terjauh nomor dua sepanjang sejarah. Posisi Kang JJ berada di bawah Emilio Scotto asal Argentina yang melakukannya selama 10 tahun (1985-1995) menggunakan Honda Gold Wing GL1100 dengan total jarak 735.000 km.

Catatan Kang JJ tersebut sekaligus mematahkan prestasi popular yang ditorehkan pengendara asal Inggris Ted Simon yang hanya mencapai 126.000 km (1973-1977) dengan Triumph Tiger 500cc, dan Helge Pedersen asal Norwegia dengan BMW R 80 GS (400.000 km, 1982-1992). (rls/NM)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here