NaikMotor – Forum Wartawan Otomotif (FORWOT) dan Perusahaan riset berbasis teknologi Populix menggelar diskusi panel. Diskusi panel Forwot-Populix membahas dinamika EV di Indonesia.
Diskusi panel Forwot-Populix berlangsung di Dailah Sajian Nusantara, Jakarta Selatan, (1/7/2025). Diskusi panel membahas strategi, inovasi, dan dinamika kompetitif yang membentuk pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia, menghadirkan berbagai narasumber ahli, mulai dari BYD Indonesia, sebagai perwakilan kendaraan roda empat; ALVA, sebagai perwakilan kendaraan roda dua; dan National Battery Research Institute (NBRI) sebagai institut pengembang industri manufaktur baterai di Indonesia.
Susan Adi Putra, Associate Head of Research for Automotive Populix, menjelaskan, “Sejak mulai diperkenalkan di Indonesia tahun 2010-an, saat ini pasar kendaraan listrik di Indonesia sedang berkembang dengan sangat pesat. Bahkan menurut penelitian, pasar Indonesia sudah termasuk ke kategori “Emerging EV Markets”, melampaui negara berkembang lain yang masih dalam tahap awal. Namun, perkembangan ini bukan tanpa hambatan, ada beberapa tantangan yang masih harus dibereskan bersama khususnya dari sisi pengguna.”
Populix menemukan ada beberapa hambatan besar dalam adopsi kendaraan listrik di Indonesia. Hambatan terbesar adalah kendala perawatan yang disebabkan keterbatasan jumlah bengkel yang menerima perbaikan kendaraan listrik. Pasalnya, meskipun sudah hadir lebih dari satu dekade, hingga saat ini masih banyak bengkel yang belum menerima servis kendaraan listrik, bahkan untuk permasalahan selain kelistrikan.
Menanggapi hal ini, William Kusuma, Head of CEO Office ALVA, mengungkapkan, “Salah satu hal yang dilakukan ALVA untuk menanggulanginya adalah melalui kerja sama dengan bengkel-bengkel di sekitar dealer kami. Kami memastikan setidaknya ada empat bengkel yang bisa melayani kendaraan listrik di setiap satu buah dealer. Hingga saat ini ALVA telah mendukung hadirnya 46 bengkel yang mendukung servis kendaraan listrik di Indonesia. Harapannya langkah serupa juga bisa dilakukan oleh para pelaku industri kendaraan listrik lainnya, sehingga proses adopsi ini semakin lancar.”