Cerita Seputar Suzuki Indonesia Challenge Season 2 Lampung

0
SIC-Lampung-2015_3
Banyak cerita seputar Suzuki Indonesia Challenge Season 2 Lampung, mulai dari desain sirkuit hingga para pembalap muda yang mengaku pernah mencicipi balap liar. Foto: Afid

Kalianda (naikmotor) – Suzuki Indonesia Challenge (SIC) Season 2. Minggu, 18 Oktober 2015 di Lampung telah usai. Telah terpilih lima pembalap muda terbaik yang telah membuktikan nyalinya untuk berlaga di grand final di Sirkuit Sentul, Desember mendatang.

Banyak cerita seputar Suzuki Indonesia Challenge Season 2 Lampung, mulai dari desain sirkuit hingga para pembalap muda yang mengaku pernah mencicipi balap liar.

Sirkuit dadakan yang menggunakan jalan di kompleks Kantor Bupati Lampung Selatan, Kalianda memiliki panjang 1km. Sirkuit berbentuk ‘h’ terbalik. Karakter sirkuit cukup sulit karena bumpy dan beraspal kasar, dilengkapi 3 tikungan hairpin, serta berkontur naik turun.

Endro Nugroho, deputy managing director 2W, menyatakan PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) punya peran mempertimbangkan daerah penyelenggaraan SIC yang memiliki potensi pembalap. Agar tak muncul idiom itu lagi itu lagi. Bahkan kelas Young Star usia di bawah 14 tahun sempat ditentang karena belum cukup usia mendapat SIM. Tetapi untungnya, dalam regulasi tak ada pembatasan usia untuk memiliki Kartu Ijin Start (KIS). Faktanya pembalap MotoGP rata-rata berprestasi di usia 20 tahunan. Artinya mereka dibina sejak usia di bawah 15 tahunan.

Ketua Pengda IMI Lampung Ryco Menoza SZP, masih banyak balap liar di Lampung Selatan. SIC menjadikan Kalianda sebagai lokasi ideal road race. Pada PON 2016, Andreas dijadikan atlet untuk cabang road race.

Kompleks kantor Bupati Lampung Selatan sering digunakan untuk latihan balap bersama pada hari libur, ketika Ryco Menoza masih menjabat sebagai Bupati Lampung Selatan.

IRC Tire telah digunakan sejak seri 2 tetapi khusus SIC di Lampung, ban yang digunakan adalah produk terbaru, Fasti.

Pangky Aditia, 13 tahun pembalap dari Pesawaran ternyata baru pertama balap road race. Pelajar SMPN 2 Wates, ternyata terbiasa grass track dan drag bike. Dan juga belum melihat Sentul.

Marully, 12 tahun, pelajar kelas 1 SMP, sejak 2013 sudah turun balap Motoprix dari tim privater. Seperti Pangky, Marully belum pernah melihat Sentul.

Helmy, 20 tahun, sehari-hari membantu speed shop milik kakaknya di Tulang Bawang. Sebenarnya saat race 1 jatuh, maka di race 2 mengejar ketinggalannya. Belum pernah turun balap road race. Selama ini hanya menekuni grass track. Pernah ke Sentul untuk drag bike, tetapi pernah melintasi trek secara penuh satu lap sekalipun.

Julio, 19 tahun, masih kuliah, juara 2, dan belum pernah ke Sentul.

Freddy Sayur, 19 tahun kerja di sebuah dealer mobil. Saat balap ada tantangan bagaiman caranya agar mesin motor tak ngedrop. Tantangan Freddy kin, bagaimana secepatnya recovery tangan kiri yang pernah cedera saat season 1. Di Metro kota tempat tinggalnya, Freddy latihan balap di terminal Metro, seminggu sekali. .

Satu fakta lain yang menarik para finalis ke Sentul pernah melakoni balap liar.

SIC di Lampung bukan hanya menampilkan balap jalan raya, tetapi kultur otomotif seperti modifikasi, gymkhana, program diskon dan kemudahan kredit motor, serta games yang unik. (Afid/nm)

Finalis SIC Season 2 dari Lampung
Kelas Young Star Cup
1. Marulli – Jambi
2. Pangky Aditia – Pesawaran Lampung Barat

Kelas Satria Cup
1. Fredi Arisandi – Lampung Tengah
2. Julio Salinas – Bandar Lampung
3. Helmy Juniarta – Tulang Bawang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here