Importir Spesialis Motor CBU, Probike Mulai Melirik Motor Listrik

0
Probike Motor Listrik
Booth Probike di TEI 2019 melirik pasar motor listrik untuk bersaing di Indonesia. Foto : Maleha

NaikMotor – Hadir di gelaran Trade Expo Indonesia (TEI) yang berlangsung di ICE BSD, Tangerang, 16-20 Oktober 2019, Probike sebuah gerai spesialis motor bulit up melirik pangsa motor listrik.

Probike Motor Listrik
Model motor listrik yang dipajang merupakan magnet untuk mengetahui minat pasar. Foto: Maleha

Era motor listrik sudah mulai mewabah sejak beberapa tahun lalu di negara Eropa dari beberapa pabrikan motor maupun non motor. Keberadaan bahan bakar fosil yang mulai menipis, membuat pabrikan harus mengembangkan diri untuk mengubah penggunaan bahan bakar fosil menjadi tenaga listrik, yang dikonversi atau disimpan dalam bentuk baterai dan bisa diisi ulang dengan proses charging.

Hendrik selaku owner dari Probike  mengakui peluang bersaing untuk bisa menghadirkan motor listrik yang sesuai dengan pangsa pasar Indonesia. “ Saat ini sudah banyak pemain motor built up sudah mulai mendapat keterbatasan untuk mendatangkan unit motor CBU. Banyak pabrikan sudah mendatangkan langsung dengan berbagai varian motor. Probike mencoba mendatangkan motor listrik yang saat ini sudah ramai di Eropa sejak 2 tahun lalu. Bahkan motor listrik versi balap dari Italia juga sudah mulai dikeluarkan “.

“Untuk pasar Indonesia, Probike sudah melakukan tahap riset secara bertahap. Nantinya, akan mendatangkan model dengan semi Eropa, campur Asia dan Indonesia. Targetnya di tahun 2023 Probike sudah memenuhi kebutuhan pasar Indonesia. Insentif pajak dari pemerintah masih dalam penggodokan, hal ini juga berpengaruh untuk menentukan harga jual perunit. “ urai Hendrik yang memiliki gerai di kawasan Jalan Panjang, Kebon Jeruk, Jakarta Barat ini.

“Probike mencanangkan harga motor listrik yang didatangkannya akan bermain dibawah angka Rp. 30 juta, tentunya spesifikasi juga mengalami penyesuaian. Tapi, kemampuan akan baterai yang disematkan pada motor listrik yang dirancangnya harus mampu menempuh jarak miniimal 100 – 150 km. Apalagi mayoritas habit masyarakat Indonesia jika melakukan perjalanan dalam 1 hari, baru habis. Meskipun ada keterbatasan kecepatan maksimal di 40 – 60 kpj. “ tutup Hendrik. (Maleha/Prob/NM)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here