Tanggapan Praktisi Safety Riding Soal Sekat Partisi Driver Ojol

0
tanggapan praktisi safety riding
Desain sekat partisi ojol mendapat tanggapan praktisi safety riding. Foto: Istimewa

NaikMotor – Wacana dari Garda perihal pemakaian sekat partisi untuk driver ojol sejatinya sah-sah saja demi mencegah penularan Covid-19. Namun begini tanggapan praktisi safety riding dari sisi keamanan berkendara soal sekat ojol itu.

Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) mengagas untuk semua driver ojol menggunakan sekat partisi yang terbuat dari papan fiber demi menghindari penularan Covid-19 saat mengangkut penumpang. Usulan dari Garda tersebut sudah disampaikan ke Dirjen Perhubungan Darat Kementrian Perhubungan.

Jusri Pulubuhu selaku Founder & Lead Instructor Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) mengomentari hal tersebut dari sisi keamanan berkendara.

Sekat partisi gagasan Garda untuk driver ojol. Foto: Istimewa

“Sah-sah saja penggunaan sekat partisi oleh driver ojol demi mencegah penularan Covid-19. Namun, keselamatan dan keamanan berkendara juga harus diperhatikan. Pada dasarnya motor saat berkendara tidak mengenal kata stabil, adanya keseimbangan yang dipengaruhi beberapa faktor. Seperti manusia, kalayakan motor, muatan serta dimensi motor tersebut,” sebut Jusri.

Jusri menambahkan jika driver ojol menggunakan sekat partisi, risikonya adalah laju kendaraan akan terhambat karena perangkat tersebut akan menahan angin. “Dengan adanya partisi tersebut tentunya laju motor akan terhambat karena menahan angin, dan akibatnya BBM juga akan jadi lebih boros. Selain itu ukuran partisi juga harus diperhatikan, misalnya lebarnya tidak melebihi stang motor serta tinggi tidak lebih dari kepala drivernya agar tidak menghambat saat bermanuver.”

Jusri Pulubuhu selaku Founder & Lead Instructor JDDC (Jakarta Defensive Driving Consulting). Foto: Istimewa

“Jika beracuan pada norma keselamatan berkendara, berboncengan itu pinggul pengendara harus diapit oleh paha pembonceng, tangan pembonceng berpegangan pada perut pengendara, serta jarak antara dada pembonceng dan punggung pengendara harus berdekatan atau menempel,” imbuh Jusri.

“Saran saya jika penumpang tidak terlalu penting lebih baik tidak keluar, gunakan dan manfaatkan teknologi dengan maksimal untuk meminimalisir bertemu orang demi mencegah penularan Covid-19,” tukas Jusri. (Daus/Prob/NM).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here