Begini Sensasinya First Ride Kymco GP 125 di Tangan Wanita

0
First Ride Kymco GP125
Menggunakan masker saat berkendara

NaikMotor – Kymco baru-baru ini meluncurkan 2 model baru motor mereka, yaitu GP125 dan X-Town 250i ABS. NaikMotor pun mendapat kesempatan untuk merasakan first ride dengan Kymco GP125

Baru diluncurkan pada 11 Juli 2020 kemarin, NaikMotor berkesempatan untuk merasakan first ride dengan Kymco GP125 selama beberapa hari. Kymco GP125 sendiri merupakan skuter matik dengan desain basic yang ditujukan untuk penggunaan harian.

First Ride Kymco GP125

GP125 dilengkapi dengan mesin silinder tunggal 125 cc SOHC berpendingin udara. Dengan mesin tersebut, skuter matik ini mampu menghasilkan 9 daya kuda/8.500 rpm dan torsi 9,1 N/6.500 rpm dengan CVT.

Kesan pertama setelah melihat motor ini secara langsung adalah unik. Ya, motor ini tidak memiliki fender depan, melainkan menggunakan cover depan yang panjang hingga menutupi garpu depannya. Di glove depan juga ada port USB, lho.. Bisa untuk nge-charge smartphone. Lalu, dek-nya juga terbilang luas, bahkan bisa menampung hingga 2 galon sekaligus. Serta ada 2 hook yang bisa digunakan untuk mempermudah mengaitkan banyak barang. Sangat menguntungkan sebagai teman berbelanja hehehe..

Tidak seperti skuter matik lainnya, Kymco menggunakan roda berukuran 10″. Mulanya terlihat menggemaskan, tapi, begitu kami bawa ke daerah komplek yang memiliki banyak polisi tidur, bagian bawah motor pun beberapa kali “mentok” di sana. Tetapi, dengan roda yang lebih kecil, otomatis motor jadi lebih pendek, sehingga meski masih jinjit, saya bisa menapakkan kelima jari kaki saya, berbeda dengan skuter matik Jepang yang biasa dipakai harian karena memang lebih tinggi.

Di atas roda berukuran mini, ada bagasi yang terbilang cukup luas, tetapi sayang tidak muat buat helm open face sekalipun. Tapi lumayan untuk menyimpan tote bag, jas hujan, bahkan laptop 12″ dengan tasnya tentu kalau kepepet, maklum ada panas dan getaran dari mesin. Jadi segera keluarkan setiba di tujuan.

Selain bagasi, tentunya ada tutup tangki untuk pengisian bensin yang untuk pengoperasiannya tertera cukup jelas. Untuk membuka bagasi, dilakukan lewat shutter key magnetik dengan cara pembukaan bagasi dua arah. Joknya juga dilengkapi pegas sehingga tidak perlu repot menahan jok saat dibuka.

Dari segi desain, GP125 memiliki bagian belakang yang cenderung lebih gemuk dibandingkan skutik Jepang. Motor ini juga memiliki 2 reflektor samping di bagian body depan yang rupanya itu berasal dari regulasi di Eropa yang mengharuskan sepeda motor memiliki reflektor di samping.

Saat ditunggangi, overall tidak ada perbedaan besar untuk ukuran skuter dan kenyamanan dibanding produk Jepang, kecuali soal tingginya saja. Pada tarikan gas pertama, rasanya cukup smooth, tidak ada lonjakan torsi. Tenaganya mulai terasa saat putaran mesin menengah. Hanya saja pada kecepatan di atas 60 km/jam, ada gejala ngambang, boleh jadi karena ban kecilnya, kelembaman sudah tercapai. Tetapi bagi wanita itu sudah cukup, toh kami tidak akan ngebut, hehehe…

Saat di jalanan yang menanjak dan otomatis membutuhkan tenaga lebih seperti flyover, kami pun tidak perlu memuntir gas untuk menaikkan tarikan tenaganya, karena saat menanjak pun tenaganya tetap terasa stabil dan halus. Jika saat menanjak dan stuck, cukup menahan putaran mesin di 3.000 rpm, GP125 akan menahan tanpa harus mengerem. 

Tetapi saat menikung, roda yang lebih kecil membuat kami merasa sedikit takut akan selip, terutama jika jalan licin. Pun saat ada jalanan yang tidak rata, kami khawatir bagian bawah motor akan kembali mentok seperti saat melalui polisi tidur karena shockabsorber belakang terasa bounce panjang dan lebih empuk.

First Ride Kymco GP125

Bagi beberapa wanita, mungkin men-standar dua-kan motor terasa sulit dan berat, tapi tidak untuk Kymco GP125. Skuter buatan Kwang Yang Motor Company (Kymco) dari Taiwan ini cukup ringan, sehingga bisa di-standar tengah dengan mudah tanpa menguras tenaga. Itu merupakan hal yang cukup berbeda dengan motor pabrikan Jepang lainnya. (Litha/Prob/NM) 

LEAVE A REPLY