Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tutup Selama PPKM Darurat

0
Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Menparekraf: Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tutup selama PPKM Darurat. Foto: istimewa

NaikMotor – Melonjaknya kasus covid-19 memicu pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat saat ini. Sehingga, meski baru bangkit, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif tutup.

Kebijakan PPKM Darurat diberlakukan pada 3-20 Juli 2021 di wilayah Jawa Bali. Kebijakan tersebut pun kembali menutup seluruh sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf), seperti yang disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Republik Indonesia, Sandiaga Salahuddin Uno, meski merupakan pukulan telak bagi sektor parekraf yang kini mulai kembali bangkit.

“Sektor ini lagi betul-betul menghadapi satu tantangan yang sangat-sangat berat dan turbulensi ini dihadapi oleh sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, memang sebelumnya pernah. Tapi nggak pernah se-uncertainty (ketidakpastian), se-kompleks dan seberat ini,” ungkap Sandiaga Uno pada Sabtu (3/7/2021).

“Sehingga kita memang harus memberikan perhatian lebih kepada masyarakat yang betul-betul membutuhkan. Karena ada lebih dari 34 juta masyarakat Indonesia yang menggantungkan penghidupannya dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” tambahnya.

Penerapan PPKM Darurat diharapkannya dapat dipatuhi oleh seluruh masyarakat, khususnya pelaku usaha parekraf.

Sehingga, seluruh program kerja pemulihan sektor parekraf, termasuk penyaluran dana hibah dapat dikebut pasca PPKM darurat.

“Jadi tantangannya gimana kita, Kemenparekraf bisa menghadirkan kebijakan yang tepat manfaat, tepat sasaran dan tepat waktu,” ungkap Sandiaga Uno.

Hal selanjutnya, pandemi covid-19 ditegaskan Sandiaga Uno memaksa seluruh pihak untuk meningkatkan keterampilan.

Tujuannya guna mengakselerasi seluruh program inovasi, adaptasi, digitalisasi maupun kolaborasi.

“Kita berpacu dengan waktu, makanya saya bilang, we dont have time, semuanya suffering (menderita) dan kita harus hadir,” imbuhnya.

Kehadiran pemerintah dalam mengurangi beban masyarakat yang terdesak pandemi covid-19 ditegaskannya harus dilakukan.

Pasalnya, pemerintah memiliki tiga alat terpenting untuk keluar dari keterpurukan, antara lain kebijakan, anggaran dan pendampingan.

Dengan kehadiran pemerintah di tengah-tengah masyarakat, Sandiaga Uno meyakini mereka yang terdampak merasa diperhatikan, tersentuh dan dimanusiakan.

“Nah ini yang menjadi tantangan kita. Ya ini masa-masa yang sangat berat ya,” ungkap Sandiaga Uno.

Walau begitu, dirinya mengaku mengambil hikmah dari seluruh rentetan peristiwa yang terjadi sejak covid-19 mewabah di Indonesia.

Termasuk kehidupannya yang kini berubah dari sebelumnya seorang pengusaha sukses menjadi seorang pejabat negara.

Kisah kehidupannya selama sepuluh tahun itu pun terangkum dalam sebuah artikel yang menurutnya sangat lucu.

Artikel yang mengupas tentang kehidupannya sepuluh tahun lalu atau tahun 2011 dengan kehidupannya saat ini.

Dalam artikel tersebut tergambar jelas perbedaan kehidupannya, berikut beragam masalah yang dihadapinya saat ini.

Masalah yang diakuinya lebih kompleks dibandingkan dengan bisnis yang dilakoninya sepuluh tahun yang lalu.

“Kemarin ada yang ngirim artikel lucu banget, analis yang mengupas tentang sepuluh tahun gue, jadi 2011 gue seperti apa dan 2021,” ungkap Sandiaga Uno.

“Jadi mereka bilang bahwa dunia investasi, keuangan, private equity itu mungkin kompleks, tapi belum pernah ada yang lebih se-kompleks kejadian seperti yang dialami oleh sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” paparnya.

“Jadi ya itu yang harus kita sama-sama solusikan,” tutupnya bersemangat. (Rls/NM)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here