Helm Palsu Terlihat Bergaya Namun Rawan Bahaya

0
Helm Palsu
Dari kiri ke kanan, Ahmad (Belajar Helm), Agus Hermawan (Juragan Helm) dan Mexvico (Belajar Helm). Foto: Yusuf Arief

NaikMotor – Fake Helmet atau Helm Palsu kini banyak beredar di Indonesia. Penggunaan helm tersebut pada akhirnya akan menjadi bencana bagi para biker saat terjadi sebuah kecelakaan di jalan raya.

Dalam diskusi dengan tema “Membedakan Helm Asli dan Palsu” yang digelar oleh IIMS Motobike Show pada Sabtu, 17 November 2021 di Senayan Park, terungkap penampakan helm dan asli sama, tapi performance saat kecelakaan terjadi jauh berbeda.

Agus Hermawan Owner Juragan Helm, distributor helm merek HJC di Indonesia, mengatakan, tiap merek dan tipe helm asli ada risetnya. Ada test untuk kualitas mulai dari bahan batok, busa, kaca hingga tali pengamannya.

Secara tampilan Helm asli dan palsu sama persis. Foto: Yusuf Arief

“Untuk masuk ke Indonesia secara resmi, ada proses audit Standar Nasional Indonesia (SNI). Helmnya diuji oleh perusahaan yang ditunjuk oleh Kementerian Perindustrian dan prosesnya 6 bulan,” ujar Agus.

Sedangkan yang palsu, menurutnya, menjiplak secara design, kualitas tidak terjamin, tidak ada proses audit dan yang lebih mengenaskan lagi tidak ada yang bertanggung jawab. Sebagai contoh ia pun memperlihatkan Helm HJC tipe RPHA 11 Pro yang asli dan palsu.

Ini bisa terlihat dari finishing grafis yang tidak detail, quality control jahitan terlihat bergelombang atau tidak rata. Bahan dasar material Shell (batok helm), yang asli menggunakan bahan composite fibre dan yang palsu menggunakan thermo plastik.

Tidak itu saja bahan Visor yang digunakan juga berbeda, helm asli menggunakan bahan polyurethane, tidak pecah jika terjadi benturan dengan aspal sedangkan yang palsu menggunakan bahan plastik yang bisa pecah saat terjadi kecelakaan.

Dari sisi harga Helm Helm HJC tipe RPHA 11 Pro yang asli dijual Rp 7,2 juta sedangkan yang palsu di pasaran dijual Rp 3,5 juta.

Agus Hermawan saat menunjukan perbedaan asli dan palsu. Foto Yusuf Arief

Sementara itu, Ahmad dari Belajar Helm, sebuah komunitas pecinta helm yang tiada hentinya menggaungkan kampanye penggunaan helm saat berkendara, mengatakan, banyak oknum saat ini yang menjual helm KW di Indonesia.

Hampir semua merek dan tipe helm ada kloningnya. Oknum tersebut hanya mencari keuntungan semata tanpa memperhatikan keselamatan para pengguna fake helmet.

“Banyak biker yang ingin terlihat bergengsi atau bergaya dengan menggunakan helm kloning tapi tidak mikir safety. Itu yang kami lakukan untuk memberikan edukasi agar tidak menggunakan helm tersebut karena sangat berbahaya. Ingat kepala tidak ada suku cadangnya.” ujar Ahmad. (YA/ NM)

LEAVE A REPLY