Kemenangan Bagnaia di MotoGP Jerez Dianggap dengan Cara Curang?

0
Kemenangan Bagnaia di MotoGP
Bagnaia ditempel ketat Quartararo di MotoGP 2022 Jerez. Foto: dorna motogp

NaikMotor – Sebuah media Inggris tiba-tiba mempermasalahkan kemenangan Pembalap Ducati, Francesco Bagnaia di MotoGP 2022 Jerez. Pecco dianggap curang saat mencatatkan kemenangannya di Jerez hampir 2 pekan lalu.

Media motorsport Inggris itu menyebutkan, kemenangan Bagnaia di MotoGP Jerez karena menggunakan ban bertekanan angin kurang dari yang disyaratkan selama balapan. Bahkan, Pembalap Pramac, Jorge Martin juga melakukan hal yang sama meski Martin terjatuh di lap pertama tetapi masih bisa menyelesaikan 25 lap yang digelar.

Soal batas tekanan angin ban sudah ditentukan sejak 2016, 1,9 bar untuk ban slick depan dan 1,7 bar untuk slick belakang. Di Moto2, 1,5 bar diperbolehkan untuk ban belakang. Setelah Pembalap Avintia Ducati, Loriz Baz mengalami pecah ban saat kecepatan 330 km/jam di Sepang karena dianggap Michelin akibat tekanan ban yang kurang.

Managing Director Ducati Corse, Gigi Dall’igna menyatakan kepada media speedweek, “Tidak banyak yang bisa dijelaskan tentang hal ini. Kami mencari sistem yang andal yang dapat kami gunakan untuk mengukur tekanan ban. Bahkan, Asosiasi 6 pabrikan di MotoGP (MSMA) masih mendiskusikan berapa banyak putaran yang harus Anda jalani agar tetap di atas nilai minimum yang ditentukan oleh Michelin untuk alasan keamanan dan putaran mana yang harus digunakan.”

Dall’igna lebih lanjut menjelaskan, “Tekanan angin ban, yang tergantung pada suhu, sangat tergantung pada apakah Anda mengemudi di slipstream atau tidak. Ketika seseorang mengharapkan untuk balapan slipstream, mereka menyetel sistem dengan cara tertentu. Di sisi lain, jika seseorang berpikir bahwa dia akan fight sendiri dalam balapan, dia menyesuaikan parameternya dengan cara yang berbeda.”

Gigi pun menjelaskan hal sebaliknya, “Tetapi jika sebaliknya terjadi, nilainya terlalu tinggi. Misalnya, jika seseorang menyesuaikan tekanan ban untuk balapan sendirian, tetapi berakhir di belakang yang lain, mereka berisiko mengalami inflasi berlebihan dan jatuh. Jadi, saat ini, sistem yang digunakan semua tim dan pabrikan tidak dapat diandalkan.” (Afid/nm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here