10 Hal yang Patut Diperhatikan Jelang MotoGP 2016 (Bag. 2)

0
MotoGP_2015
MotoGp 2015 Foto: Dok. NMC

Jakarta (naikmotor) — Setelah membahas tentang 10 Hal yang Patut Diperhatikan Jelang MotoGP 2016 (Bag. 1) (kasih linknya ya), kami akan memberi gambaran tentang hal-hal yang bakal jadi sorotan jelang MotoGP 2016 lainnya. Seperti perspektif tim selain Yamaha dan Honda. Kemudian ada juga calon kuda hitam serta peran ban Michelin tahun ini.

Ini penting, sebab jika tim seperti Suzuki atau Ducati meraih kemenangan di putaran-putaran awal, maka akan membuka peluang pertarungan sengit di akhir tahun. Artinya balapan MotoGP nantinya bakal semakin sulit untuk ditebak. Berikut uraiannya.

6. Maverick Vinales Bakal Kandidat Perebutan Podium dan Kemenangan
Sejak pertama kali Ia dipercaya menggeber motor Suzuki GSX-RR di akhir tahun 2014 lalu, pembalap asal Spanyol itu sudah mulai terlihat sangat percaya diri. Ia buktikan dengan beberapa kali meraih hasil terbaik di sesi kualifikasi. Sayangnya, performa motor yang tak imbang dengan tim lain, membuatnya tak bisa mempertahankan performa

Tapi tahun ini Ia dipercaya oleh pengamat MotoGP, bakal kontender kuat. Apalagi setelah melihat hasil sesi tes resmi pra musim MotoGP sebanyak tiga kali di 3 sirkuit berbeda. Ia memperlihatkan kemampuannya dan sudah bisa tampil lebih baik dari rekan setimnya yaitu Aleix Espargaro.

maverick_Vinales

7. Paket Mesin Baru Suzuki yang Lebih Kompetitif
Tahun ini bakal tahun pembuktian keseriusan Suzuki untuk mengembalikan titah mereka ke puncak rantai pemangsa di MotoGP. Tahun lalu power mesin motor mereka tak begitu konsisten dan cenderung kalah dari tim manufaktur lain. Apalagi tak didukung oleh teknologi transmisi seamless.

Tapi tahun ini ada perubahan besar pada mesin yang diriset oleh Suzuki Jepang. Suzuki mengklaim tenaganya sudah lebih baik, kemudian tambahan girboks dengan sistem seamless juga sudah jadi opsi utama. Diklaim sistem baru ini memangkas waktu sebesar 0,010 detik per ganti gigi atau oper gigi. Jadi memang pengaruhnya lebih besar.

8. Ducati Siap Menerkam
Sejak tahun lalu, Ducati sudah bertarung dengan mode full fighting. Tapi konsistensi juga yang berbicara. Mereka tak bisa tampil konsisten di beberapa sirkuit. Alhasil duo pembalapnya tergeser secara perlahan dari posisi terbaik di klasemen pembalap. Tapi tahun ini, mereka kembali dengan harapan baru. Masuknya Scott Redding dalam jajaran pembalap di tim satelit mereka, bakal motivasi terbesar. Sebab dalam beberapa sesi tes, Redding selalu meraih hasil terbaik.

Namun yang paling ditunggi adalah kejutan dari Ducati untuk menurunkan Casey Stoner dengan lisensi wild card di beberapa seri. Sayang, untuk MotoGP Qatar, Ducati masih terkesan ragu untuk menurunkan pembalap asal Australia itu.

Pramac_Ducati

9. Inkonsistensi Karakter Michelin
Kata kunci yang selalu terdengar kala pembalap ditanya tentang feeling mereka pada ban Michelin, adalah inkonsistensi karakter. Inkonsistensi yang dimaksud adalah tidak ada pakem yang benar-benar sesuai prediksi yang sesuai dengan karakter dan bawaan motor. Ketika tim analis sudah memberikan acuan temperatur, ternyata tidak menjamin bahwa kompon yang sudah ditetapkan bakal sesuai.

Hal inilah yang bakal membuat tim dan pembalap bakal melakukan pilihan yang lebih beragam saat balapan berlangsung. Sisi positifnya adalah, pembalap yang biasanya bisa tampil kompetitif, tahun ini bakal dihadapkan pada masalah strategi pemilihan kompon ban.

10. Kejutan Tim Underdog
Harapan besar Dorna Sports selaku penyelenggara balapan dan regulator terbesar di MotoGP, bahwa tim-tim satelit tahun ini tidak tertinggal jauh dari tim manufaktur. Meski mungkin akan tetap sulit meraih kemenangan, namun bukan tak mungkin tahun ini sudah lebih kompetitif.

Nama Scott Redding, Hector Barberra dan beberapa yang lain, sudah masuk dalam daftar pembalap dari tim underdog yang bisa lakukan perlawanan. Paling tidak, pembalap utama tak boleh meremehkan tim-tim tersebut. (Spy/NM)

Aleix_Espargaro

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here