Indonesia Culinaride, Perjalanan Bermotor Merekam Jejak Kuliner Peranakan

0
Indonesia_culineride_warung-ronde-mak-moyong-Kudus
Indonesia Culinaride, sebuah perjalanan bermotor untuk merekam jejak kuliner peranakan. Foto: Indonesia Culinaride

Jakarta (naikmotor) – Tiga pengendara sepeda motor yang mengusung bendera Indonesia Culinaride mencoba membuat sebuah kisah perjalanan dari Jakarta menuju Malang Jawa Timur untuk menyusuri jejak kuliner peranakan di sepanjang pantai utara pulau Jawa. 

Perjalanan ini mulai dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 2016 dengan dukungan dari Adira Finance, Michelin Indonesia, Suzuki Indomobil Sales (2W), Pertamina Retail, Eiger, Nikon Indonesia dan Sircon Premium Helmet.

Indonesia Culinaride berusaha menggabungkan sebuah hobi berkendara sepeda motor yang juga memberitakan  tempat tujuan wisata kuliner yang merepresentasikan budaya lokal. Diharapkan pemberitaan itu membawa manfaat positif bagi pelaku UKM kuliner setempat.

Andra, Harry dan Arya akan mencari pengusaha kecil dan menengah yang bergerak di bidang kuliner khususnya kuliner peranakan di kota-kota di pesisir utara Jawa. Mengapa hanya mengkhususkan pada kuliner peranakan?

Indonesia_Culinaride_es-yung-han

“Kuliner peranakan mempunyai sejarah dan perjalanan yang cukup unik sejak jaman pemerintahan Majapahit hingga sekarang. Proses asimilasi dan percampuran budaya antara perantauan dari daratan Tiongkok dan penduduk pribumi di pulau Jawa menghasilkan sebuah budaya peranakan yang menambah ragam kekayaan budaya Republik Indonesia,” kata Andra, selaku leader Indonesia Culinaride dalam keterangannya.

Beberapa masakan peranakan di Indonesia mempunyai ciri khas yang unik dan berbeda dari asalnya di daratan Cina. Misalnya wedang ronde.  Wedang ronde yang dibuat untuk sembahyang untuk leluhur pada bulan ke 6, tanggal 15 tahun Imlek mempunyai perbedaan dengan wedang ronde di Tiongkok.

Wedang ronde di Tiongkok tidak menggunakan isi kacang tanah yang digiling di dalam butiran ronde, di sana hanya merupakan butiran tepung ketan tanpa isi. Sementara di Jawa, wedang ronde telah mengalami modifikasi dengan menggunakan isi dari kacang tanah yang digiling.

Hal seperti itulah yang akan dirangkum oleh tim Indonesia Culinaride. Sebuah keunikan yang dihasilkan oleh proses asimilasi dan adaptasi oleh para perantauan dari Negeri Tirai Bambu di pulau Jawa sejak jaman Majapahit hingga sekarang.

Menggunakan tiga sepeda motor; satu unit Suzuki V-Storm 650, satu unit Suzuki Inazuma 250 dan satu unit motor pendukung, mereka akan menyusuri kota-kota di pantai utara Jawa mulai dari Tegal, Pekalongan, Semarang, Kudus, Juwana, Lamongan, Surabaya, Mojokerto hingga Malang.

Indonesia_Culinaride_Kue-peranakan-toko-roti-SInar-Lima-Tiga-Kudus

Menyambangi tempat-tempat tujuan kuliner, baik yang sudah banyak dikenal maupun yang masih tersembunyi walaupun ramai dikunjungi oleh pengunjung lokal.  Misalnya, belum banyak yang tahu bahwa di Tegal terdapat sebuah toko yang membuat dan menjual bakpia dengan ciri khas yang berbeda dengan bakpia di kota-kota di selatan pulau Jawa.

Tim Indonesia Culinaride akan mengunjungi tempat seperti itu, melakukan wawancara dengan pemilik dan pengelolanya. Mencatat alamat dan letak koordinat lokasi, harga jual produk mereka, jam buka toko atau warung, sejarah berdirinya usaha ini dan hal-hal yang lebih rinci lainnya.

Hal yang paling menarik yang akan coba digali adalah kisah dibalik berdirinya usaha kuliner mereka dan mengapa mampu bertahan hingga sekian tahun. Semua hal yang rinci akan disajikan kepada para pembaca melalui media online, media sosial  dan e-magazine yang bebas diunduh melalui situs para pendukung perjalanan ini.

“Tujuan akhir dari perjalanan ini adalah meningkatnya pendapatan para pelaku UKM dari bidang kuliner dengan pemberitaan dari usaha mereka. Dengan meningkatnya pendapatan mereka, semoga usahanya berkembang dan mampu menarik lebih banyak tenaga kerja dan menjadi salah satu penggerak roda ekonomi Republik Indonesia.”

Diharapkan perjalanan ini akan membawa manfaat bagi para pembaca yang gemar melakukan perjalanan dari Jakarta menuju Jawa Timur dan menjadi panduan bagi mereka untuk mencari makanan atau oleh-oleh sesuai kegemaran masing-masing. Menjelang musim mudik, para pembaca bisa menggunakan e-magazine yang akan diterbitkan nanti sebagai panduan untuk mencari kuliner peranakan di pesisir utara Jawa.

Diharapkan pada tanggal 15 Mei tim Indonesia Culinaride akan kembali ke Jakarta dengan selamat dan membawa hasil yang menggembirakan. Perjalanan tim Indonesia Culinaride bisa diikuti di fanpage facebook: Indonesia Culinaride. (rls/NM)

Indonesia_Culinaride_2016

LEAVE A REPLY