Final HRC 2015 Kemayoran, Yogha Dio Melesatkan Pemula Jakarta

0
Final-HRC-2015-Kemayoran_Yoga_Dhio
Yogha Dio Syachputra memunculkan harapan baru pembalap muda Jakarta. Foto: Arif

Jakarta (2015) – Final HRC 2015 di Kemayoran menyiratkan harapan munculnya pembalap penerus Ibukota. Salah satunya Yogha Dio Syachputra yang muncul dari pembinaan yang dilakukan Honda.

Meski gagal meraih juara umum di HRC 2015, namun Yogha Dio memberikan harapan kebangkitan pembalap asli Jakarta. Tanpa ada balap motor Kejurda sebagai kompetisi dasar di daerah, Dio telah membuka mata kebangkitan kembali kejayaan pembalap Ibukota yang sekarang sulit ditemui bersama Honda.

Prestasi Dio di HRC tahun ini yakni di kelas HRC-4 (Bebek 125cc Tune-up Pemula) mengemas total poin 85 dan berada di posisi ketiga dari hasil HRC Cimahi 27 poin (11+16) kemudian HRC Purwodadi 20, dan seri Jakarta 38 poin (25+13).

Di race pertama, Dio tampil cemerlang di hadapan publiknya sendiri meski bertarung di lintasan licin setelah diguyur hujan. Namun, di race kedua Dio terlihat mengendur dan finis di posisi keempat karena masalah pada mesinnya.

Sementara di kelas HRC-3, Dhio berhasil mengumpulkan poin 124 dan menjadikannya sebagai runner-up klasemen akhir. Hasil itu diperoleh dari seri Cimahi (45 poin), Purwodadi (45 poin), Malang (11 poin) dan Jakarta (23 poin).

Pembalap yang tahun depan masih mencari tim ini, juga tengah bertarung di ajang balap internasional Asia Dream Cup 2015 dan menghuni posisi keempat dengan poin 154,5. Sebuah pencapaian yang baik bagi Dio dengan harus bertarung dengan pembalap-pembalap Asia lainnya.

Dengan umur masih 16 tahun, Dio tentu masih banyak membutuhkan sentuhan teknik dan polesan mental agar bisa menjadikannya pembalap bertipe petarung. “Basic skill nya bagus dan beberapa kali bisa bikin rekor di Sentul, makanya kita rekomendasikan naik ke ADC tahun ini, Dio masih perlu diasah soal mental dan pengalaman bertandingnya,” sebut Agung Prasetyo dari divisi motorsport AHM.

Mental memang masih menjadi kendala bagi pembalap muda.Kendati memiliki talenta yang baik kalau tanpa diimbuhi mental tinggi akan membuatnya sulit bersaing ke depan. Tentunya untuk menjadikan pembalap profesional yang tahan banting harus melalui kompetisi yang teratur dan pembinaan terukur baik teknik serta mental.

Dengan usia yang masih muda, harapan Dhio untuk terus meningkatkan prestasinya masih terbuka lebar dan satu hal lagi melesatkan semangat pembalap muda Jakarta, pasca generasi Rafid Topan Sucipto. (Arif/nm)

LEAVE A REPLY