Menteri BUMN Erick Thohir Dorong UMKM Bangun Ekosistem di Elektrifikasi

0
Menteri BUMN Erick Thohir
Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Koperasi & UMKM Teten Masduki. Foto:Arif

NaikMotor – Menteri BUMN Erick Thohir didampingi Menteri Koiperasi dan UKM, Teten Masduki mendorong para pelaku industri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM) untuk terhubung dalam rantai pasok global. Salah satunya membangun ekosistem di bidang elektrifikasi kendaraan.

Masih rendahnya kemitraan koperasi, UMKM dan IKM terhubung dalam rantai nilai global (global value chain). Saat ini keterlibatan UMKM pada rantai pasok  hanya mencapai 6,3 % dalam rantai nilai global. Hal tersebut mendorong pemerintah untuk mencari potensi-potensi pengembangan kemitraan antara koperasi dan UMKM/IKM dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun swasta.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyampaikan, salah satu upayanya ialah  sinergi antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan Kementerian Perindustrian dan Kementerian BUMN, yang bertujuan untuk mendorong masuknya koperasi, UMKM dan IKM dalam rantai pasok BUMN.

“Implementasi kegiatan ini, sebagai percontohan adalah kemitraan koperasi, UMKM dan IKM dengan enam BUMN, yakni PT Pertamina, PT PLN, PT Kimia Farma, PT Krakatau Steel, Perum Perhutani dan RNI (Persero). Untuk tahap awal ada sembilan,” kata Teten dikutip dari siaran pers Kementrian Koperasi dan UKM, Jumat (3/9/2021).

Sementara Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan dengan gabungnya holding ultra mikro yakni BRI, PNM dan Pegadaian atau Bank Syariah Indonesia bagaimana akses pendanaan bisatersedia untuk UMKM. “Tapi pendanaan saja tidak cukup, yang luar biasa tadi Pak Teten sampaikan bagaimana kita bersama-sama dengan keterbukaan ini menjadikan fasilitas yang ada ini sebagai pendampingan inovasi,R&D atau perbaikan lainnya. Selain itu juga kita harus mencoba melakukan formulasi akses pasar,rantai pasok pada sendi-sendi yang ada di BUMN tapi mendekati pada industrinya,” ujar Erick.

Erick juga menambahkan bahwa bukan cuma makanan, baju namun sekarang ada industri baru. “Ada sepeda listrik baru buatan Indonesia 80 persen TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri-red), tulah kenapa kita harus buat baterai listrik sendri, karena supaya kita jangan jad market lagi. Ini ada motor tapi sudah listrik ini. Itulah kenapa kita harus membangun ekosistem, dari pembiayaan, pendampingan akses pasar sehingga ada yang namanya inovasi,” tambahnya lagi.

Pada kesempatan tersebut, dipajang sepeda listrik buatan Largo dari Bandung serta Vespa listrik hasil konversi dari Elders Garage. Selama ini Elders Garage tengah fokus menggarap pasar konsversi dari motor konvensional menjadi listrik dimulai dengan jenis Vespa. Elders Garage malah sudah mengantongi surat izin konversi sepeda motor dari Departemen Perhubungan.

Sementara Largo memulai bisnisnya dari 2018 dan mulai Agustus 2020 sudah mulai memproduksi sebanyak 20 unit dengan tiga tipe yakni L Series, HXR Series dan HXSR2 Series masing-masing dijual dengan harga Rp 60 jutaan. (Arif/nm)

LEAVE A REPLY