Mencari Nyaman dengan Paladin Luke, Atur Konfigurasi Pedal Assist Sensor

0
Nyaman dengan Paladin Luke

NaikMotor – Salah satu ebike produk startup lokal, Paladin Luke telah kami uji jalan. Tetapi bukan dari sisi teknis, desain dan ergonomika yang ingin kami rasakan, tetapi bagaimana berkendara nyaman dengan Paladin Luke.

Produk ebike lokal sudah banyak, baik secara merek, style maupun daya. Seperti Paladin Luke yang tampil sebagai fat tire bike dengan gaya klasik, frame-nya tanpa seat tube. Top tube dan down tube-nya ganda, seperti kelanjutan seat stay dan chain stay-nya.

Nyaman dengan Paladin Luke

Fork depannya bermodel rigid dengan triple clamp ganda. Stangnya bermodel BMX. Jok panjangnya langsung menempel di top tube tidak ada seatpost untuk mengatur ketinggian. Di bawah jok terletak baterai dan kontrolernya.

Dengan ban lebar CST BFT 20x 4.0, Paladin Luke dirancang sebagai ebike untuk berkendara santai. Tetapi motorhub di roda belakang produk Nueber-on berdaya 1.500 W, yang bisa menghela Luke sampai 50 km/jam. Sementara baterai packnya Li-ion kapasitas 920 Wh, 48VoltDC 19,2ah yang buat menjelajah sejauh 50 km, tergantung mode berkendara. Luke bisa dikendarai dengan kayuhan saja tapi ingat beratnya yang 37 kg, atau sebagai ebike dengan pedal assist atau hanya memuntir grip gasnya.

Dengan komponen bawaan seperti itu mengendarai Luke jadi dilema, apakah akan kencang atau santai. Tetapi pilihan itu akhirnya dikompromikan saja menjadi bagaimana bisa riding nyaman dengan Paladin Luke. Untuk itu settingan kontrolerlah yang diutak-atik.

Pengaturan kontroler bisa melalui edit mode dengan pengaturan melalui thumb key di stang sisi kiri dan layar display untuk melihat ubahannya. Ada 6 dari 16 menu setting atau konfigurasi yang berkaitan Pedal Assist System (PAS) yang bisa disesuaikan atau diatur sesuai kebutuhan.

Untuk masuk mode edit bisa dengan menekan tombol up dan down pada thumb key bersamaan beberapa detik sampai tampil kode P01. Untuk mengatur konfigurasi PAS ada di P08, P09, P10, P11, P12, dan P14, untuk memilih tekan tombol tengah atau M.

P08 – untuk mengatur Speed limit, memenuhi aturan Permenhub 45/2020, sebagai kendaraan tertentu berpenggerak motor listrik berbasis baterai (KLBB) kecepatan maks 25 km/jam. Batas kecepatan Luke diset pada 25 km/jam dengan tombol up/down di thumb key.

P09 – Throttle Sensitivity, hanya 0 atau 1. Pilih 0 jika ingin throttle sensitif dan pilih 1 jika ingin ada delay sekitar 1 detik setelah muntir gas barulah motor mendorong. Kami pilih 0, kalau ada kondisi perlu ngegas jadi responsif.

P10 – Driving mode, jika pilih 0 hanya jika PAS saja dan throttle atau grip gas tidak aktif, 1 untuk grip gas saja untuk menggerakkan Luke, dan 2 untuk mengaktifkan baik PAS maupun throttle, kami pilih 2 untuk menghadapi kondisi lalu lintas yang tidak terduga saat mencobanya.

P11 – PAS sensitivity nilainya dari 1 sampai 24, semakin besar pilihan respon PAS lebih lambat, seperti jika memilih nilai 24 perlu 1 cranking penuh baru motor listrik berputar. Kami pilih 24 biar tidak terkaget-kaget dengan sentakan torsi mendadak motor 1.500 Watt dari Luke saat mulai mengayuh.

P12 – PAS start strength: kami pilih 0 dengan alasan sama pada P11.

Terakhir P14, soal batas Ampere yang masuk kontroler, dengan 1.500 Watt, sebenarnya Luke bisa diset hingga 35A tetapi demi keawetan daya baterai kami set 20A saja, atau hampir 1kW, sama dengan alasan P11.

Namun, boleh jadi karena sensor yang digunakan Luke bermodel pedal sensor atau pedelec yang membaca putaran crank, sentakan torsi mendadak masih sedikit terasa. Mungkin akan berbeda jika menggunakan torque sensor untuk motor assist, kabarnya keluaran daya untuk motor lebih smooth. Atau kalau boleh berharap ada kontroler yang bisa diatur mapping output powernya sehingga serupa kurva kosinus tetapi lebih landai. (Afid/nm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here