Inilah Faktor yang Sebabkan Kelangkaan Semikonduktor di Dunia

0
TSMC
Taiwan Semiconductor Manufacturing Company, pabrik chip semikonduktor terbesar di dunia. Foto: TSMC

NaikMotor – Dalam beberapa waktu terakhir, industri otomotif dunia sedang tak baik-baik saja karena semikonduktor. Banyak merek motor dan mobil dunia terhambat dalam memproduksi kendaraan dan tentunya berdampak pada keterlambatan pengiriman kepada konsumen.

Saat ini, produsen chip semikonduktor terbesar di dunia dipegang oleh Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC). Berdasarkan data TrendForce, TSMC menguasai setidaknya 54 persen pangsa pasar semikonduktor di dunia.

Bahkan, TSMC mampu melibas sejumlah pabrikan ternama lainnya, seperti IBM (Amerika Serikat), Intel (Amerika Serikat), dan Samsung (Korea Selatan). Otomatis, TSMS memegang kendali besar dalam pasokan chip semikonduktor di dunia.

Namun, industri elektronik dan otomotif sedang berjuang keras dalam menghadapi krisis chip semikonduktor justru saat ini. Langkanya barang tersebut menjadi penyebab utama dalam permasalahan ini. Ada beberapa faktor yang membuat suplai semikonduktor menjadi terhambat.

Naiknya permintaan peralatan elektronik, seperti smartphone dan konsol game, apalagi di tengah kondisi pandemi Covid-19 ini, membuat pasokan chip semikonduktor menjadi langka.

Hal ini diperparah dengan badai musim dingin di Texas, AS, dan terjadinya kebakaran di pabrik chip otomotif Renesas Electronic Corp. Belum lagi, invasi Rusia ke Ukraina akhir-akhir ini semakin memperburuk kondisi kelangkaan ini.

Untuk menanggulanginya, AS baru saja memulai kerjasamanya dengan Jepang pada 23 Mei 2022 untuk pengembangan semikonduktor. Dalam kesempatan itu, Presiden AS Joe Biden melakukan kesepakatan dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida untuk memperkuat kerjasama dalam hal semikonduktor.

Kedua negara ini juga memegang peranan penting dalam semikonduktor. Maka dari itu, kerjasama ini diharapkan dapat memperkuat rantai pasokan jaringan yang tengah dilanda krisis.

Tak hanya itu, bantuan juga datang dari Uni Eropa, di mana pihaknya mengucurkan dana sebesar 40 miliar euro, atau sekitar Rp623 miliar, untuk mendorong perkembangan perusahaan semikonduktor. (Galih/Prob/NM)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here