Ridwan Kamil Beri Tiket MotoGP pada Legenda Balap Indonesia

1
Tjetjep Heriyana
Tjetjep Heriyana, legenda balap motor Indonesia di era 1970-an. Foto: Humas Pemprov Jabar

NaikMotor – Legenda balap motor Indonesia asal Jawa Barat, Tjetjep Heriyana, mendapat tiket nonton langsung MotoGP di Sirkuit Internasional Mandalika, Nusa Tenggara Barat. Tiket ini merupakan pemberian dari Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

Tiket ini sebagai bentuk apresiasi kepada Tjetjep yang merupakan legenda balap nasional di era 1970-an. Kala itu, berbagai prestasi telah sukses diraihnya, salah satunya adalah juara tiga Macau Grand Prix 1970.

Selain itu, apresiasi ini juga untuk mengabulkan impian Tjetjep yang ingin nonton langsung MotoGP Mandalika. Tak hanya sekadar tiket, tetapi Ridwan juga memfasilitasi seluruh kebutuhannya selama di Mandalika, seperti tiket pesawat dan akomodasi lainnya.

“Ke setiap orang, harapannya hari ini hanya satu, ‘saya ingin sekali hadir di MotoGP Mandalika,’ ingin mendengar lagi suara motor-motor digeber mesinnya oleh pembalap-pembalap dunia,” tulis Ridwan di akun Instagram pribadinya, @ridwankamil.

“Mendengar itu, Kami penuhi keinginannya sebagai penghormatan atas prestasinya. Tiket motogp, tiket pesawat dan akomodasi ditanggung kami. Semoga bahagia selalu Pak Tjetjep.”

Kini, dirinya sudah sampai di Mandalika setelah berangkat menuju Lombok bersama anak dan cucunya pada Kamis (17/3/2022). “Terima kasih banyak Pak Gubernur. Saya enggak bisa ungkapkan apa-apa. Pokoknya saya senang sekali. Karena selama ini hanya bisa melihat MotoGP di TV,” kata Tjetjep di laman resmi Pemprov Jabar.

Tjetjep Heriyana sendiri memulai kariernya sebagai pembalap motor pada 1954. Kecintaannya terhadap balap motor sudah muncul sejak usianya masih 13 tahun.

Ia secara otodidak belajar banyak hal untuk mengasah kemampuan balapnya. Tak tanggung-tanggung, ia juga pernah belajar hingga ke Jerman dan Italia untuk belajar ilmu seputar mesin motor.

Sejak saat itulah kemampuan balapnya terus berkembang dan menjadi legenda Indonesia. “Dulu saya pernah juara tiga di Macau. (Saya punya) sekitar 110 medali. Tapi, sekarang cuma ada 10 kalau tidak salah,” ujar Tjetjep.

Sayangnya, karier Tjetjep tidak bertahan cukup lama. Pasalnya, kecelakaan yang menimpa dirinya di GP Kuala Lumpur, Malaysia pada 1974 membuat ia harus pensiun balapan di usia 35 tahun.

Berkaca dari masa hidup Tjetjep, Ridwan mengajak kepada seluruh masyarakat Tanah Air untuk selalu tetap menghormati sejarah agar bangsa Indonesia bisa lebih terarah di masa depan.

“Mari selalu hormati sejarah agar kita bisa mendesain masa depan yang lebih baik. Hatur Nuhun,” tulis Ridwan. (Galih/Prob/NM)

1 COMMENT

LEAVE A REPLY